Sabtu, 02 Januari 2010

Pangeran William jadi gelandangan ?

Pangeran William melewati semalam tidur di jalanan dingin di London untuk merasakan secara langsung kehidupan sebagai tunawisma. Sang pangeran menggelar kantung tidur di samping tempat sampah besar di sekitar jembatan Blackfriars di ibu kota Inggris minggu lalu dalam suatu acara yang diadakan oleh organisasi kemasyarakatan untuk para tunawisma, Centrepoint.

Ketua yayasan itu, Seyi Obakin, menemani sang pangeran semalam suntuk, beralaskan kantong tidur seadanya dan mengatakan bahwa saat paling genting adalah ketika mereka hampir dilabrak mesin penyapu jalan. Seyi Obakin menuliskan pada situs Centrepoint:"Untuk saya, itu pengalaman yang cukup menyeramkan. Jauh dari kenyamanan tempat tidur. Di ruang terbuka yang dingin. Malam itu sangat dingin, suhu turun hingga minus empat derajat. Dan Pangeran William turut melalui semua ini. Tapi ia (William) bersikeras melakukannya, sebagai salah satu pendukung Centrepoint demi meningkatkan kesadaran akan masalah ini dan sedikit memahami apa yang harus dialami para tunawisma malam demi malam."

Sebelumnya, ketua Centrepoint memang menantang sang pangeran untuk mencoba bermalam di jalanan tapi ia tak menyangka pemuda berdarah biru itu akan benar-benar meladeninya. Tantangan itu berawal ketika William (27), dalam sebuah pidato pada perayaan 40 tahun Centrepoint meminta institusi itu untuk menggalakkan usahanya untuk menuntaskan masalah tunawisma usia muda.

Selama bermalam di jalanan mereka juga ditemani oleh sekertaris pribadi pangeran William, Jamie Lowther-Pinkerton. Mereka menggelar kantung tidur mereka di atas lapisan kardus di suatu gang, kira-kira tengah malam Rabu (16/12/2009). Sang pangeran ketika itu mengenakan jins, jaket bertudung, dan topi.

Di situs Centrepoint, ketua yayasan itu juga menyebutkan, "Kami mengambil segala langkah pengamanan yang memungkinkan - memilih tempat di gang yang sepi, terlindungi oleh tempat sampat-tempat sampah besar. Tapi tetap saja dingin, jalanan beton terasa keras, dan kami tetap khawatir akan dihampiri oleh penjual obat terlarang, mucikari, atau siapa saja yang ingin menyusahkan para tunawisma. Saat yang paling sulit adalah ketika kami hampir dilabrak oleh mesin penyapu jalanan yang pengemudinya tak melihat kelompok kecil kami. Ini menunjukkan betapa rentannya para tunawisma. Aku begitu senang ketika fajar menyingsing."

Kelompok kecil ini tidur hingga jam enam pagi, lalu Pangeran William dibawa keliling di daerah West End untuk melihat bagaimana kondisi para tunawisma yang tidur di sana.

Juru bicara Istana St. James mengakatan bahwa ketiganya hanya 'tidur ayam' selama di gang itu. "Pangeran William memetik pelajaran dari pengalaman itu tentang pentingnya menangani masalah yang membuat orang-orang menjadi tunawisma, yaitu di antaranya karena gangguan mental dan ketergantungan pada obat-obatan.

Setelah turnya di West End, sang pangeran mengunjungi posko Centrepoint di jalan Greek, dimana ia membantu memasak untuk sekumpulan tunawisma muda, kemudian bercakap-cakap dengan mereka dan staf Centrepoint.

sumber :www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar