Senin, 17 Mei 2010

Bepergian ala anak Punk

Anak Punk di masyarakat biasanya hanya identik dengan rambut jigrak serta dengan berbagai nilai negatifnya, masyarakat banyak menilai komunitas anak punk sebagai komunitas yang tidak baik, hal ini memang sangat beralasan, karna sebagian besar pola hidup anak punk adalah di jalanan, sehingga citra negatif selalu datang menyertai mereka.

Tapi di balik citra negatif mereka, ada nilai-nilai positif yang kadang justru tak dimiliki oleh komunitas sosial seperti kebanyakan, yaitu kebersamaan dan kesetiakawanan. Anak-anak punk sudah terkenal akan nilai kesetiakawanan mereka yang sangat tinggi terhadap sesama anggota komunitas mereka, bahkan tak jarang kepada anak anggota komunitas yang lain (pokoknya sama-sama menganut garis underground seperti metal, reggae, dll).

Bicara mengenai pola hidup anak punk, ada satu hal menarik yang pantas untuk kita bicarakan, Yaitu bepergian ala anak Punk. Komunitas anak punk jarang sekali yang naik kendaraan umum untuk bepergian ke daerah lain, mereka biasanya menumpang truk-truk bak terbuka untuk bepergian, biasanya mereka sudah siap di lampu merah untuk menunggu jika ada truk bak terbuka, dan setelah muncul, mereka akan meminta tolong pada si sopir untuk sudi mobilnya ditumpangi (minimal sampai lampu merah berikutnya). Cara bepergian ala anak punk ini mempunyai sebutan yang berbeda-beda. ada yang menyebut nge-punk, nge-rembol, nggandul, nge-black, dan sebagainya.

http://akumassa.org/wp-content/uploads/2010/03/punk1-470x352.jpg

Bepergian ala anak punk ini bahkan tak hanya dilakukan oleh para komunitas punk lho, bahkan tak jarang, banyak anak-anak biasa yang menggunakan cara ini untuk bepergian ke suatu daerah baik dalam kota maupun luar kota (biasanya untuk menonton konser atau yang lainya).

Silahkan Copas asalkan tetap menyertakan link sumbernya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar